“Akses untuk mendapatkan air bersih sangat penting untuk anak-anak agar mereka mampu bertahan hidup dan berhasil mengembangkan kemampuan untuk belajar, meraih sesuatu, dan berkembang dengan baik.”
– Clarissa Brocklehurst, Kepala Proyek Sanitasi dan Higienis (WASH), The UNICEF Water.
Anda termasuk konsumen air isi ulang? Waspadalah, ternyata air isi ulang juga masih tercemar bakteri.“Dari hasil survei yang telah dilakukan, sekitar 40 persen air isi ulang yang beredar di pasaran ternyata telah tercemar bakteri.
Air adalah kehidupan. Namun, di dunia yang tigaperempatnyanya terdiri dari air, hanya satu persen air yang layak dikonsumsi. Maka kita berisiko terkena penyakit yang diakibatkan pencemaran air.
Saat kini, mengonsumsi air minum yang tak sehat merupakan salah satu faktor utama berkembangnya penyakit yang ditularkan melalui air, termasuk hepatitis, tifus, dan diare. Penyakit-penyakit tersebut merupakan penyakit yang paling mematikan nomor dua bagi para balita. Penyakit yang penularannya melalui air menyebabkan 1,4 juta bayi meninggal setiap tahun. Kematian anak-anak karena diare lebih banyak daripada total kematian akibat gabungan penyakit AIDS, malaria dan campak.
Penyakit yang ditularkan melalui air biasanya diakbatkan oleh bakteri coliform. Mereka biasa ditemukan di saluran sistem pengolahan air. Bakteri ini merupakan organisme yang biasanya tidak berbahaya, coliform hidup di lingkungan sekitar kita dan dalam kotoran hewan berdarah panas dan manusia.
Patogen dalam air kebanyakan berasal dari kotoran manusia atau hewan. Beberapa patogen yang telah dikenal sejak beberapa dekade lalu adalah giardia lamblia (giardiasis), cryptosporidium (cryptosporidiosis), hepatitis A (penyakit terkait hati), dan helminths (cacing parasit).
Bakteri coliform dalam air minum dikategorikan menjadi tiga golongan, yaitu coliform total, fecal coliform, dan E. coli. Masing-masing memiliki tingkat risiko yang berbeda. Coliform total kemungkinan bersumber dari lingkungan dan tidak mungkin berasal dari pencemaran tinja. Sementara itu, fecal coliform dan E. coli terindikasi kuat diakibatkan oleh pencemaran tinja, keduanya memiliki risiko lebih besar menjadi patogen di dalam air.
Bakteri fecal coliform atau E. coli yang mencemari air memiliki risiko yang langsung dapat dirasakan oleh manusia yang mengonsumsinya. Kondisi seperti ini mengharuskan pemerintah bertindak melalui penyuluhan kesehatan, investigasi, dan memberikan solusi untuk mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui air.
Bisakah air minum mengandung bakteri dapat dilihat secara kasat mata?
Tidak bisa. Untuk mengetahui apakah ada bakteri dalam air minum memang harus diteliti di laboratorium. Tapi, Anda bisa mendeteksi secara fisik apakah air layak diminum. Dari segi fisik, air minum tak boleh memiliki bau, rasa, dan warna (harus jernih).
Melalui tes laboratorium dapat diteliti dari segi kimia. Air minum harus bebas dari kandungan zat kimia berbahaya, seperti logam berat (air raksa atau merkuri (Hg), timbal (Pb) dan Au) aluminium, besi, serta klorida.
Sedangkan, dari segi mikrobiologi, air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen (bersifat racun sehingga dapat menimbulkan penyakit). Bakteri yang tergolong patogen adalah E.coli, Salmonella typhii, dan sejenisnya. Karena telah mendapatkan proses sterilisasi, harusnya AMIU dapat langsung dikonsumsi.
Dua puluh empat tiga puluh sampel minum air yang diambil dari setiap galon telah diidentifikasi sebagai mengandung beberapa bakteri dengan jumlah indikator TPC 1-22 CFU / ml. TPC jumlah sampel keseluruhan menunjukkan bahwa jumlah bakteri cenderung meningkat setelah disimpan dalam dispenser air untuk jangka waktu tertentu. Dalam dua hari, jumlah TPC telah mencapai 2-98 CFU / ml, dan setelah empat hari mencapai 3-166 CFU / ml. Penelitian menunjukkan bahwa ketiga sampel tidak dikonsumsi setelah disimpan dalam dispenser air selama empat hari, karena mengandung bakteri dengan jumlah TPC lebih dari 100 CFU / ml. Peningkatan jumlah bakteri, sebagai air yang disimpan di dispenser, mungkin disebabkan oleh reproduksi bakteri yang awalnya terkontaminasi air minum. Jika tidak, peningkatan jumlah TPC mungkin juga disebabkan oleh bakteri dalam air dispenser sendiri. Disarankan bagi konsumen untuk membersihkan dispenser air sebelum mereka tukar galon untuk mencegah kontaminasi bakteri dalam air minum mereka.
Penggunaan dispenser memang membuat penyajian air minum menjadi praktis sesuai dengan kebutuhan penyajian tetapi kebersihan dispenser umumnya kurang diperhatikan oleh konsumen. Penggunaan dispenser berulang ulang tanpa pembersihan bagian dalam dispenser memungkinkan tumbuhnya mikroba. Resiko pencemaran mikroba ini dapat terjadi baik pada keran bersuhu normal, dingin ataupun panas karena mikroba dapat tumbuh pada suhu dingin / psikrofilik, normal / mesofilik ataupun panas / termofilik. Dampak pencemaran mikroba dalam dispenser kemungkinan dapat menyebabkan gangguan pencernaan berupa diare yang biasanya terjadi pada orang orang yang mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya wisatawan Pencemaran Air Minum dapat terjadi di tingkat produsen, penjual ataupun konsumen. Air layak minum harus memenuhi syarat kimiawi maupun bakteriologis. Salah satu indicator untuk air layak minum adalah jumlah bakteri yang terkandung. Menurut persayaratan Dirjen POM , batas cemaran bakteri dalam makanan dan minuman adalah angka TPC < 100 / ml sample.
Persyaratan Air Minum Secara bakteriologis Angka TPC dalam air minum < 100 / ml (Dirjen POM,1989) 2.2. TPC TPC merupakan pemeriksaan kuantitatif terhadap bakteri dalam sample. TPC adalah Total Plate Count, yaitu suatu hitungan jumlah bakteri yang terkandung di dalam 1 ml sample. (Pelczar,JM dkk.1988) 2.3. Bakteri pada air (Pelczar,JM dkk.1988) Air secara alamiah terdiri dari 3 klasifikasi yaitu Air atmosfir merupakan air yang terkandung dalam awan dan dipresipitasikan sebagai hujan, salju atau hujan batu es.. Bakteri penghuninya banyak berasal dari udara Air permukaan merupakan kumpulan air sebagai danau , sungai, laut . Bakteri penghuninya sangat banyak yang berasal dari air atmosfir, aliran air pada permukaan tanah dan limbah industri maupun rumah tangga. Air bawah permukaan tanah. Merupakan air di bawah permukaan tanah yang semua pori tanahnya serta ruang di dalam dan diantara batuannya jenuh dengan air. Bakteri penghuninya paling sedikit karena dipengaruhi oleh proses penyaringan oleh tanah. 2.4. Air Minum Dalam Kemasan. Air Minum Dalam Kemasan adalah air yang telah disterilkan dan layak dikonsumsi , dikemas dalam cup atau botol berbagai ukuran . Bahan baku air ini umumnya dari sumber mata air pegunungan . Beberapa Kejadian Pencemaran Mikroba pada Air minum Dalam Kemasan Norovirus (Norwalk like virus ) pernah terdeteksi pada 3 merek air mineral di Eropa (Beure et al,2002) Di Afrika Selatan ditemukan sejumlah bakteri pada 2 dari 10 botol yang diperiksa yang diduga karena kegagalan dari proses ozonisasi atau pencemaran oleh pekerja (Marthie et al, 2004) Terdapat bakteri pada Air Minum Dalam Kemasan Galon tetapi masih dalam batas normal dan layak dikonsumsi Terdapat perbedaan angka TPC antara Air langsung dari kemasan dengan Air yang sudah disimpan dalam dispenser Terdapat perbedaan angkan TPC antara Air yang disimpan dalam dispenser selama 2 hari dengan air yang disimpan dalam dispenser selama 4 hari Ada peningkatan angka TPC antara Air langsung dari kemasan dengan air yang disimpan dalam dispenser selama 2 hari dan 4 hari Perlu diteliti lebih lanjut jenis bakteri pencemar pada dispenser Disarankan untuk membersihkan / disinfeksi bagian dalam dispenser setiap penggantian Air Minum Dalam Kemasan Galon Disarankan untuk membuang / tidak dikonsumsi satu gelas pertama dari dispenser setelah penggantian air minum dalam kemasan galon
Jadi, bagaimana agar tetap aman mengonsumsi air minum isi ulang?
Perhatikan sanitasi botol kemasan. Berikut langkah-langkahnya:
– Cuci botol kemasan dengan sabun pembersih alat dapur yang tidak beraroma. Tujuannya agar tidak mempengaruhi rasa air yang akan diisi nanti.
– Setelah bersih dari air sabun, bilas botol dengan air panas (suhu 80 derajat Celcius).
– Lalu, tutup botol dengan rapat dengan plastik bersih. Buka tutup tersebut, tepat sebelum botol diisi air minum isi ulang, sehingga debu tidak mudah masuk.
Selain itu, lakukan usaha-usaha desinfeksi sendiri di rumah, misalnya rebus air minum isi ulang tersebut di atas api hingga mendidih selama minimum 2 menit.
rebus air minum isi ulang tersebut di atas api hingga mendidih selama minimum 2 menit. Klo pake air keran langsung untuk masak air juga bisakan yahh.
Perhatikan sanitasi botol kemasan. Berikut langkah-langkahnya: warning yang ini untuk pemakai atau penjual yaa. terima kasih 😀
iya betul fatimah. namun tidak meutup kemunkinan bahwa walau direbus sekalipun, trtap masih ada mikrobanya, tp yang penting meminima;isir
ohhh yaa pasti itu air yang kita konsumsi pasti masih mengandung mikroba cotohnya pada praktikum isolasi bakteri kmarin yaa zar 😀
iya fatimah betul.
setuju sama zar, gak ada air yang 100% bebas bakteri ketika kita minum. meminimalisir hal yang paling tepat 😀
tul betul. ellisa betul, ellida bis melihat dari diskusi zar dan yang lainnya di komen2 temen2 zar di blog ini.
siiip zar 😀
Infonya sangat bermnfaat zar. tapi gimana nih kalau kita beli air kemasan yang harganya Rp.4000,00 tetapi kita tidak tau dari mana asal air tersebut? lantas bagaimana kita mengetahui kalau air itu aman dikonsumsi atau tidak ? dan apakah air galon tersebut perlu dimasak terlebih dahulu?
harga terkadang sebagai label kualitas, semakin urah artinya semakin kurang menjamin. kadang2 juga ga;on dengan harga 4000 sudah bisa didapat, kita bisa mendeteksi kekurang jernihan air. sebaiknya air galon yang biasa kita peroleh kita tes dulu di lab. setelah medapat hasilnya, tiggal kita mencari solusi, mau direbuskah atau justru cari konstributor ait yang lain yang lkebih layak. terserah kita, tp yang jelas kita mengambil langkah peminimalisiran. tp yaaaaa kbanyakan kita kadang lazzy untuk itu.
iya kalau memang pengecekan di laboratorium memang membutuhkan waktu yang lama, Jadi untuk orang yang awam terhdap lab dan sebagainya, bagaimana caranya kita mendeteksi air tersebut secara manual? apakah ada atau tidak cara nya? terima kasih 😀
no pain no gain. artinya bahwa hanya dengan pengamatan seadanya (manual)hanya berdampak pada pengetahuan dangkal tentang betapa berbahaya/tidaknya objek. dengan pengamatan serius dalam lab itu membutuhkan waktu lama, dan mendapakan hasil yang lebih, sehingga mendorong kita untk mengambil langkah bereda saya kira. dengan cara manual bisa saja, dengan observasi optik. dilihat dengan kasap mata. gimana setuju pak kaslab ? hahaha
iyah saya setuju tentang penelitian ini . tetapi seperti yang kita ketahui sekarang penjual air kemasan itu sudah menjamur. jadi disini sebenarnay peran pemerintah dalam memberikan izin produksi (lebih selektif) kepada pengusaha supaya konsumen bisa tetap sehat dan terhindar dari efek buruk mengkonsumsi air yang tercemar.
Jadi misalnya ya zar, masyarakat kita kan ada juga yang awam (gak tau) kalo misalnya air isi ulang juga terdapat bakteri. Bahkan masih banyak yang hanya menggunakan air seadanya disebabkan oleh keterbatasan ekonomi. Nah, bagaimana mengantisipasinya supaya tidak terjangkit penyakit 2 yang mungkin ditimbulkan dari mikroba yang terdapat pada air tersebut?
Menurut anda bagaimana menyikapinya, air di daerah Jakarta kan sudah kebnyakan tercemar, nah sedangkan air galon tersebut kan dari air daerah tersebut juga, terus bagaimana kita bisa untuk tertarik membeli minuman galon, soalnya bila melihat kondisi air disini aja sangat memperhatinkan. Bagaimana anda menyikapinya?
Tapi bagaimana dengan produsen isi ulang yang air isi ulangnya belum terjamin ke-hiegienis an nya karena kan biasanya air itu di distribusikan dengan menggunakan mobil truk yang kemudian dialirkan dengan menggunakan selang besar…? apakah hiegienis tangki atau selangnya?
kita mengetahui itu harus dengan landasan data. tp memang hanya dengan melihatnya saja kita bisa sedikit berhipotesa. betapa tidak, berkenaan dengan tempat, selang dan lain sebagainya tampil menjadi perhatian kita. aloh alih kalau pengedarnya curang. saya rasa segala sesuat perlu diawasi, yang paling mudah yang bisa konsuen lakukan adalah meminimalisir, rebuslah dahulu air galon yang akan kita konsumsi
nah bagaimana landasan data anda?
sy tidak mencantumkannya, karena saya pikir tidak apa2 tanpa dicantumkan, untuk membahas secara ilmiah saya rasa belum sepenuhnya bisa saya lakukan dengan hanya mengandalkan otak sendiri, saya menggunakan banyak sumber untuk samapai pada kesimpuan pembahasan saya, cuman saya tidak mencantumkan, dan saya lupa, maafkan ya.
ohhh begitu zar tapi inti dari landasan anda itu apa?
sekedar menambahkan suatu air layak dikonsumsi jika memenuhi mutu sebagai berikut :
Bau Tidak Berbau Rasa Tidak Berasa
Sulfat (mg/l) Maks. 200
Klorida (mg/l)Maks. 250
Besi (mg/l) Maks. 0,1
Mangan (mg/l) Maks. 0,1
Timbal (mg/l) Maks. 0,05
Tembaga (mg/l) Maks.0,5
Merkuri (mg/l) Maks. 0,001
Arsen (mg/l) Maks. 0,05
Flourida (mg/l) Maks. 1,0
Nitrit (mg/l) Tidak Nyata
Nitrat (mg/dl) Tidak Nyata
Amonium (mg/dl) Tidak Nyata
Zat terlaruf (mg/l) Maks. 100
Bakteri Koli Negatif
Tingkat Keasaman (pH) 6,5 – 8,5
Tingkat Kesadahan/ CaCo03 (mg/l) Maksimum 170
Jumlah Bakteri (koloni/100ml) Maks. 100
Sumber : Kompas Cyber Media
ya brnar, itu bagian dari kualifikasi kelayakan air.
dalam artikel ini yang dimaksud air galon isi ulang apakah air galon a*ua (merk yang ada dipasaran) atau air isi ulang yang ditempat isi ulang air (bukan dari pabrik langsung)?
beberapa tahun lalu dirumah saya dilakukan penelitian terhadap air sumur di rumah saya dibandingkan dengan air A*ua dan air isi ulang non pabrik, dan hasilnya lebih bagus dan jernih air sumur rumah saya,
apakah air galon A*ua masih harus dimasak?
iya dwi, ini untk general pengisian air. a*ua juga tidak luput dari perhatian kita. informasi dari didi menyatakan bahwa, pernah ada orang dari ITB membandingakan beberapa samperl air untuk diuji, hasilnya mengarahkan pada kenyataan bahwa tidak ada air yang lepas dari mikroba
lebih baik mana minum dengan air kemasan galon apa air sumur kita masak?
gimana kalau air yang di dalam dispenser zar?
good article
Di daerah saya terdapat depot isi ulang air yang mengandung oksigen loh zar..!! lalu bagaimana pendapat anda mengenai air oksigen tersebut? apakah dalam air oksigen tersebut juga terdapat bakteri? 🙂
blognya kurang berwarna ni, bagian atasnya bagus tapi ke bawahnya hambar ga berwarna, ganti tema atau latar belakang aja 🙂 . artikel lengkap banget, yang dimaksud air galon di sini air isi ulang yang di pinggir jalan atau dari perusahaan aqua langsung, yang dipasarkan di warung-warung? lebih higienis mana si air isi ulang pinggir jalan sama air isi ulang dari perusahaan aqua langsung, yang dipasarkan di warung-warung?
lebih aman minum langsung dari laut, gluk gluk gluk, mantaffff,
ya langsung dari pabriknya lah, lbih fress, lebih terjamin. kayak di Mailingping,, tuh. luarbiasa, airnya kalau diminum, cessssss maknyos, seger banget deh
kalau mengonsumsi air dari pure it itu sama juga kak harus di rebus lagi hingga mendidih? karena setau saya alat yang digunakan perusahaan isi ulang tidak jauh beda dengan pure it memiliki saringan2….
apa benar ka di setiap air mineral terdapat bakteri? bakteri ap ka? seberapa bahaya nya ka?
Apakah ada kisaran angka TPC antara Air langsung dari kemasan dengan Air yang sudah disimpan dalam dispenser??? klo ad berapa angka kisaranY???
prof…kapan sih bakteri pada air minum isi ulang itu akan terlihat efeknya setelah kita minum air tsb?
menurut anda lebih bahaya air galon isi ulang yang mempunyai harga murah atau air galon isi ulang yang bermerk yang tentunya lebih mahal?
yang kedua lebih okeh
good information. ternyata ga aman juga ya air galon langsung diminum,harus di rebus dahulu agar mikrobanya mati.
zar banyak air galon yang tidak steril atau bisa di bilang isi ulang.
nah bagaimana bakteri yg terkandung dalam air tersebut? dan seberapa bahaya kah?
iya Nu, banyak sekali air isis ulang yang berkualitas rendahan, apalagi yan gtidak bermerk. tentu saja bahaya Nu, perusahaan yang bermerk saja masih tidak bisa dibilang benar2 steril, apalagi yang tidak. bila mengkonsumsi air isi ulang yang tidak terjamin akan berdampak pada sistem pencernaan. bisa kita rasakan kalau mengkonsumsi air yang tidak baik, sakit perut karena kelebihan kuantitas bakteri e.colli misalnya di perut
nggak cuma air kemasan yg isi ulang Zar, air yg kita masak sendiri pun pasti msh ada bakterinya.. sy pernah baca, tp maaf lupa referensinya..
iya benar, Achlalalalala benar.
zar, kalo misalnya air isi ulang tersebut kita saring dulu di “pure it”, trus kita konsumsi tanpa harus direbus terlebih dahulu, itu aman gak zar ??
trus apakah unsur logam yang ada di air tersebut bisa disaring juga oleh ‘pure it’ (kalau seandainya air galon tersebut unsur tercemar logam, kita kan gak tau)..
hehe thanks 🙂
semua mekanisme penyaringan akan sangat berdampak pada pengurangan, tidak sepenuhnya mengambil alih penjernihan benar2 mutlak. baik, isi ulang, pure it, dan lain sebagainya akan masih mensisakan beberapa mikroorganisme. bila dipanaskan sebelum dimasukkan pure in akan jauh lebih baik. satu2nya yang benar2 steril adalah api. tidak ada bakteri dalam api. selain dari itu berpotensi mengandung mikroorganisme
jangankan air isi ulang, air yg bermerk dan asli juga sudah banyak yg tidak terjamin lg kebersihannya, banyak oknum yg berbuat curang memasukkan air keran kedalam galon bermerk tersebut dan dipasang segel/pengaman seperti air galon asli dan sulit untuk dibedakan
bagaimana dian bisa samapai pada kesimpulan itu ? memang benar, tidak semuanya dapat menjamin, oknum2 kadang andil dalam setiap kesempatan, dimulai dari kita untuk memulai mengambil tindakan waspada, sekali2 juka ada waktu mlengambil sempel air minum dari tempat yang sering jadi langganan kita, kita uji, barulah kalau benar terlalu bahaya sebaiknya ganti produsen aja, kalau cukup baik, bisa kita rebus dahulu.dan kita konsumsi.
pernah ditayangin di reportase investigasi zaaaar 😀
kehidupan kita memang tidak bisa benar-benar terlepas dari adanya kehidupan mikroba di sekitar kita, tidak ada tempat atau apapun yang benar” bersih dari mikroba, apalagi sulitnya bagi kita untuk bisa melihat keberadaan mikroba tersebut, karena ukuranya yang sangat mikroskopis. artikel ini sangat informatif mengenai air minum. selain dengan memasaknya pembersihan air minum dari bakteri dapat juga dilakukan dengan melakukan penyinaran dengan sinar UV pada depot pengsian air minum (ini menurut artikel yang pernah saya baca). Menurut zar sudah efektifkah jika cara ini dilakukan? dan adakah efek samping bagi tubuh kita dari air minum yang diberi penyinaran UV tersebut?
menurut sumber dari http://www.pantonanews.com/2172-bahaya-dan-manfaat-sinar-uv.Sinar UV dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu sinar UV-C, merupakan radiasi UV yang paling berbahaya sehingga tubuh harus benar-benar terlindungi, sinar UV-B atau yang biasa kita kenal sebagai sinar radiasi perusak kulit dan mata, serta terakhir adalah sinar UV-A. bila trlalu lama terkena sinar uv akan berbahasa, karerna bersifat radiasi. tp kalau radiasinya diarahkan pada air, hanya akan membunuh organisme yang ada di air tersebut, tidak diarahkn pada manusia, zar rasa tidak apa2 untuk diminum, walau tidak menutup kemungkinan punya dampak trsendiri. karena pada dasarnya segala sesuatu yang diberikan perlakuan memiliki dampak trsendiri.
memang, sudah mulai tercemarnya air tanah terutama di jakarta menyebabkan konsumen minuman isi ulang semakin banyak. kita sebagai konsumen harus lebih berhati2 agar minum air putih yang seharusnya menyehatkan malah menjadi penyakit akibat adanya bakteri di air tersebut. bener kan zar? 😀
iya, menurut data dari pemkot jakarta, air dijakarta banyak mengandung e.coli. itu hot topik saat ini lho
good article untuk saudara zar 🙂
tapi saya ingin menanyakan nih, didaerah saya orang-orang masih menggunakan air rebusan masak sendiri dibandingkan air galon, nah apakah air galon ini benar2 diambil dari sumber mata air pegunungan asli atau hanya sekedar obral iklan saja? lantas selain bakteri dan mikroba yang anda paparkan adakah bakteri lain selain itu? terimakasih 🙂
tergantung, ada saja oknum Rul yang lahir disetiap kesempatan. walau bermerk kadang ada saja yang nakal, jadi saran zar, rebus dulu aja.
Oh begituh yah saudara zar, ok kalo begituh terimakasih atas informasinya 🙂
cara bedain air itu banyak mengandung banyak bakteri atau tidak dari mana ya? soalnya kalo dilihat sepintaskan gak kelihatan.. terus nih, apa pengaruhnya bagi tubuh kita kalau bakteri itu terus menerus masuk ke dalam tubuh?
bisa dilihat dari tingkat kejernihan, bau atau rasanya uga bisa. untung lebih aman, cek ke lab aja
oke deh zar, tapi repot juga yaa kalo mau minum aja periksa dulu ke lab. hehehe
Yup, bener de kalau air isi ulang itu menghawatirkan, apakah bersih atau tidak.
Hasil pengujian kualitas 120 sampel air minum isi ulang dari 10 kota besar (Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Cikampek, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Denpasar) di Laboratorium Teknologi dan Manajemen Lingkungan, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2002, menunjukkan bahwa kualitas air minum yang diproduksi oleh depot air minum isi ulang bervariasi dari satu depot ke depot lainnya.. Hasil studi sempat menjadi perhatian publik karena pada beberapa sampel ditemukan adanya kontaminasi mikroorganisme. Sekitar 16% dari sampel tersebut terkontaminasi bakteri coliform, yang mengindikasikan buruknya kualitas sanitasi depot air minum isi ulang. (http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24439/5/Chapter%20I.pdf )
Mau nambahin aja yg perlu kita perhatikan dalam membeli air kemasan terutama yg isi ulang..
1. cermati labelnya, apakah tercantum alamat produsen dan depot isi ulang air minum, komposisi, proses yang dipakai untuk sterilisasi, dan petunjuk penyimpanannya.
2. Cek keutuhan segel air minum serta lihatlah kualitas air minum isi secara fisik, yakni kejernihan, bau serta warnannya.
sumber : http://www.hydro.co.id/?p=1554
amazing kak, sjuta banget, eh stuju mksutnya. kaka bener tidak ada yang bebas dari mikroba selain api. apalagi yang bersifat akuatik, demenya tuhmukroba idup kak, wong banyak aer, segerrr mereka. tp yang jelas mau bermerk atau tidak, smua perlu dicek
iya selalu hati-hati dalam melakukan sesuatu
iya kak bner
ternyata air galon harus dimasak juga?
kalau air galon isi ulang kadang terasa asam dan aneh ketika diminum. bahkan terasa tidak segar.
apa itu karna intensitas jumlah bakteri yang sudah banyak?
bagaimana dengan air galon yang bermerek, apakah harus di masak juga?
tentu, kalau sudah terindikasi hal2 itu, menandakan ada ketidak beresan, ph air juga sangat menentukan tentang keberadaan suatu mikroba. sebaiknya direbus kembali, kalau malas yaaaaaa berarti kita sama
air galon aqua saja yg sudah dilebeli kadang diakalin ternyata air isi ulang oleh beberapa oknum…. Nah zar pertanyaan dian, lebih baik mengonsumsi air galon atau kita menggunakan air keran toh sama2 mengandung mikroba…..
lebih baik air keran yang direbus dian. atau kalau rajin, air galon bermerk direbus kembali, itu lebih baik
Assalamualaykum zar. mkasih byk yah atas artikel, saya mau bertanya menurut zar lebih baik jika kita ingin isi ulang sendiri itu langsung dari kran air atau sebaiknya air tersebut di tampung dan di diamkan dulu beberapa waktu sebelum di masak untuk di konsumsi??
mksih zar waassalam 🙂
dimasak dahulu langsung
zar apakah kemasan galon yg bermerk yg sering dijual dipasaran belum tentu bebas dan terhindar dari bakteri?
tentu tidak bagi yang berkualitas dan bermerek terkenal, kareana mereka punya peraturan ketat, dan diawasi ahlinya
oh begitu, oke terima kasih saudara zar 🙂
zar kan kebanyakan dari masyarakat kita menggunakan air galon isi ulang karena harganya lebih terjangkau dibanding air galon yang bukan isi ulang ya,tetapi indikasi adanya bakteri banyak terdapat pada air isi ulang,, lalu apakah air galon yang bukan isi ulang dan harganya lebih mahal seperti aqua sudah higienis ?
tetap ada Na, kita tau air tidak lepas dari mikroba, tidak sepenuh nya pemproduksian awal lepas dari flora bakteri diudara, so, ketika dalamperjalanan menuju kondtributor dan sampai ke rumah kita, pasti mengalami pertumbuhan
hhhhmmm,,,,
jadi tetep aja ada mikrobanya ya,,,
berarti tinggal pinter2 kitanya aja ya untuk memilih dan mengkonsumsi mana yang baik,,,,